Sabtu, 26 Februari 2011

HIMusiklopedia 2006

IIIHIMusiklopedia2006


Fenomena
            Bila tahun 2005, public musik Indonesia diguncangkan oleh fenomena lagu2 Radja yang tidak masuk playlist radio2 bergengsi di beberapa kota2 besar, maka di tahun 2006 justru beberapa lagu dangdut bisa merangsek masuk dalam daftar putar ( meski frekuensinya tidak sesering pemutaran di stasiun radio yang memiliki program lagu dangdut ). Adalah single “Jablai” yang dibawakan Titi Kamal untuk soundtrack film “Mendadak dangdut” yang menjadi pendobrak kemapanan tersebut.
Namun kehebohan tidak hanya berhenti disitu, penikmat musik Indonesia pun dikejutkan oleh sebuah lagu berjudul “SMS”. Kebanyakan orang sibuk bertanya-tanya siapa sebenarnya penyanyi asli lagu tersebut. Meski Ria Amelia disebut-sebut sebagai penyanyi yang mula2 membawakan, namun justru yang mendapatkan berkahnya adalah  “Trio Macan”. Melihat aksi panggungnya seolah-olah mengingatkan penulis akan goyangan Inul dalam formasi tiga orang.

Duet & duel
Bernyanyi duet itu susah2 gampang. Biasanya sich urusan vocal digawangi oleh pasangan yang berbeda jenis. Untuk tahun ini, boleh dibilang menandai comebacknya  Anang & KD setelah selama 10 tahun  tidak berduet dalam satu album. Kehadiran Irwansyah dan Acha Septriasa yang memerankan sekaligus mengisi soundtrack film “Heart” juga menyemarakan peta perduetan musik dalam negeri. Sedangkan untuk kolaborasi penyanyi “luar”, bolehlah kita berbangga bahwa Anggun bisa berpasangan dengan Julio Iglesias yang bernyanyi dalam bahasa Indonesia. Yang tergolong cukup unik juga adalah pasangan duet Audy & Nindy, mereka bernyanyi untuk sebuah jingle iklan produk kecantikan.
Disamping soal duet, tahun 2006 juga diwarnai adanya duel antara mantan vokalis grup dengan grupband yang dulu pernah sama2 berjuang bersama dengan skedul rilis album masing2 yang tergolong dekat. Contoh paling nyata tentu saja grup Ratu dengan Pingkan Mambo. Demikian juga antara Lucky Wija vs Element dan ADA Band vs Baim.


Double album
Biasanya penyanyi atau grupmusik hanya mengeluarkan satu album saja selama setahun. Bila ada rilis album kedua, sepertinya itu hanya untuk memanfatkan momentum tertentu saja, Seperti Cokelat yang di kwartal pertama tahun 2006 ini mengeluarkan album “the best of”, kemudian disusul pada saat jelang agustusan dengan album “Untukmu Indonesia” yang berisi kompilasi lagu2 perjuangan dengan aransemen khas mereka tentunya. 
Sementara beberapa grupband macam GIGI, Ungu, dan Radja menggunakan saat bulan Ramadhan untuk melepas album religinya dengan harapan tentunya lagu2 kemasan mereka yang tidak terjebak pakem “irama padang pasir” bisa diserap pasar pula sesuai timing-nya. Sedangkan Glenn melepas juga sebuah album khusus untuk menyambut Natal di tahun ini.

Konser & pertunjukkan
Diantara event2 besar yang mengumpulkan begitu banyak musisi semacam JavaJazz, JakJazz, maupun Soundrenaline, tercatat ada beberapa artis penyanyi yang bisa mengadakan konser “tunggal” yang menarik atensi banyak pihak, seperti Tiga Diva, Vina Panduwinata, KLa Project, dan Anggun. Sementara ada pula pergelaran yang dibuat secara keroyokan dengan tajuk “a tribute to”, antara lain untuk Titiek Puspa dan Yovie Widiyanto.
Sedangkan untuk kategori artis yang paling sering “ditanggap” oleh stasiun televisi untuk program musik maupun varietyshow, apalagi kalau bukan seputar Radja, Dewa19, Ratu, Samsons, Ungu, Peterpan, dan… Dewi Persik ! Sampai2 kalau ada mereka yang muncul di layar kaca penulis, saking bosannya mendingan pindah channel saja.


Greatest hits & repackage
Banyak orang bilang bahwa saat seorang penyanyi atau grupmusik mengeluarkan album “the best”, maka ada kecenderungan kreatifitas mereka tengah mandeg. Tentu kasus seperti ini tidak bisa digeneralisasi, karena mungkin dari segi pertimbangan lainnya adalah agar eksistensi mereka jangan keburu lenyap digempur para musisi pendatang baru. Beberapa musisi yang melakukan hal ini di tahun 2006, kalau boleh penulis catat beberapa tersebutlah : Cokelat, Java Jive, Vina Panduwinata, Memes, Tofu, Rossa, PAS Band, dan Anggun.
Cara lain yang juga kerap ditempuh perusahaan label rekaman untuk menjaga grafik penampilan musisinya di publik adalah membuatkan album repackage alias album terdahulu yang sebenarnya telah beredar luas kemudian ditambahi sekitar 2-3 single terbaru. Untuk tahun ini tercatat Maliq & d’essentials, Ello, dan Element yang melakukan kiat seperti ini.


New comer & comeback
Pendatang baru di tahun 2006 ini kebanyakan diisi dengan format grupband, mulai dari Samsons, Letto, Ecoutez, Garasi, sampai Nidji. Yang cukup mengecewakan sebenarnya adalah nyaris tidak ada “bunyi” dari para alumnus program realityshow televisi yang katanya melombakan kontes nyanyi. Praktis untuk tahun ini hanya Judika ( runner up Indonesian Idol 2005 ) yang mengeluarkan album solo dan single Tito dalam album Cilapop yang lumayan “kedengaran” kiprahnya di blantika musik, sementara yang lain masih berkutat dalam album kompilasi, terima job nyanyi mal ke mal, atau malah loncat ke sinetron.
Sedangkan beberapa musisi lama yang melakukan aksi “comeback” setelah sekian lama tidak membuat album rekaman baru, sempat penulis catat beberapa diantaranya : Andre Hehannusa, Rita Effendy, Vina Panduwinata, Java Jive, Kahitna, Funkop, Ari Lasso, Harvey Malaiholo, Katon Bagaskara, dan masih banyak lagi.

TV music shows
Boleh dibilang Cilapop berhasil menelurkan 2 album tahun ini dengan 2 single unggulan yang lumayan sukses di airplay radio, seperti “Kubenci kau dengan cintaku” ( Tito ) dan “Jadikan aku yang kedua” ( Astrid ). Sementara untuk acara semacam Dreamband, tampaknya masih panjang perjalanan para alumnusnya untuk meraih simpati public.
Sedangkan untuk Indonesian Idol, KDI, dan AFI, maaf…. tampaknya untuk sarana mencari bibit penyanyi berbakat tidak bisa mengandalkan dari program berbasis polling sms seperti itu lagi. Acara “Bintang Cari Bintang” sebenarnya punya prospek menjegal popularitas ketiga acara unggulan tersebut, terlebih ada segmen dimana sang pemenang dari TransTV akan diadu lagi dengan juara program serupa dari Malaysia, namun sayangnya kesan adanya “penduplikasian” citra sang mentor kepada anak didikannya membuat acara ini kurang lepas untuk dieksplorasi.


Soundtrack
Kesuksesan sebuah film nasional tampaknya tidak bisa dilepaskan dari popular tidaknya soundtrack yang mengiringinya. Biasanya single soundtrack sudah bisa didengar oleh masyarakat sekitar 2-3 minggu sebelum film sebenarnya diputar di bioskop. Dengan harapan tentunya single soundtrack tersebut bisa menjadi media iklan yang efektif untuk memancing orang lebih penasaran, soundtracknya aza sudah bagus begitu apalagi nanti jalan cerita filmnya.
Beberapa soundtrack uniknya justru diisi langsung dengan suara pemeran utamanya filmnya itu sendiri. Nggak percaya, liat dech siapa pengisi soundtrack dan pemeran utama film2 semacam Garasi, Heart, dan Mendadak Dangdut. Dalam film “Heart”, tampaknya Melly Goeslaw menahan diri untuk tidak menyanyikan lagu soundtrack seperti yang pernah ia lakukan berduet dalam film seperti “Ada apa dengan Cinta”, “Tentang dia”, dan “Apa artinya cinta”. Yang tergolong “baru” untuk membuat soundtrack, kita ambil contoh saja grupband Seurius yang mendukung soundtrack “Jomblo”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar