Sabtu, 26 Februari 2011

HIMusiklopedia 2008

IIIHIMusiklopedia2008


Fenomena
            Secara umum boleh dibilang warna musik Indonesia sepanjang tahun ini didominasi grup band beraliran “metal” alias mellow total. Juga kecenderungan yang muncul adalah bahwa jenis pop melayu yang pada tahun 2007 bisa dianggap musik sampah ( setidaknya beberapa stasiun radio untuk kalangan tertentu ogah buat muterin ), sekarang justru mau nggak mau sedikit demi sedikit mulai memutarkannya. Mengutip lirik salahsatu lagu grup band Efek Rumah Kaca, mungkin sebagian dari kita “senang mendayu dayu, suka yang sendu-sendu” ?
            Masih ingat kasus lagu “Rasa Sayange” ? Juga permintaan bagi radio-radio Malaysia untuk “membatasi” durasi pemutaran tembang musisi Indonesia ? Sepertinya cukup banyak penyanyi maupun grup band kita yang belakangan ini melakukan dual-launching, maksudnya selain melakukan promo tour di Indonesia, juga merilis albumnya dalam waktu berdekatan di negeri tetangga. Bermula dari lalu lintas kaset “bajakan” yang dibawa oleh para TKI, akhirnya tak terbendung juga invasi musik Indonesia ini.
            Omong2 soal pembajakan, memang menjadi suatu keprihatinan semua insan industri musik kita. Angka penjualan kaset dan CD yang turun drastis, lalu coba disiasati dengan memanfaatkan penjualan lagu secara online maupun distribusi secara independen, contohnya seperti yang dilakukan DI3VA, Nugie, Maliq & d’essentials, Naif, dan The Upstairs. Kaset dan CD bukan lagi sebagai jualan utama, namun bisa dianggap sebagai biaya promosi guna mengail pendapatan dari sumber lain, yakni : RBT dan tawaran manggung.
            Di pertengahan tahun 2008 ini, mungkin anda belum lupa dengan kontroversi lagu “Gaby” yang diimbuhi dengan cerita sampai ada yang meninggal lalu berlanjut dengan perdebatan siapa pemilik lagu tersebut sebenarnya. Btw, kok dari jalur dangdut selama tahun 2008 ini nyaris tidak ada lagu sefenomenal “Sms” maupun “Kucing garong” di tahun 2007 ? J


Konser & festival
Sepanjang tahun 2008 ini boleh dibilang begitu maraknya musisi asing mengadakan konser di negeri in. Dari penampilan artis yang tergolong sekedar bernostalgia sampai yang menjadi idola anak muda sekarang. Mungkin yang agak “mengecewakan” adalah penundaan konser Rihanna. Berikut sekilas yang sempat penulis catat ( kalau ada yang terluput, penulis mohon maaf )
Januari 2008 : Switchfoot, My Chemical Romance
Februari 2008 : Bjork, BackStreetboys, Helloween
Maret 2008 : Baby Face, Manhattan Transfer; Skidrow, Diana Ross, TOTO
April 2008 : Duran duran
Mei 2008 : Sum41
Juni : ClickFive
Juli : David Benoit, Alicia Keys
Agustus : Rick Astley, Panic at the disco
September : Al Jarreau & George Benson
Oktober : Diana Krall, Ashanti, Akon, Avenged Sevenfold
November : Soulnation, JakJazz
Desember : Michael Franks, Extreme, Angel and Avenger
Dari dalam negeri sendiri pun, mungkin anda masih terkenang dengan konser tunggalnya GIGI, Memes, Vina Panduwinata, Glenn Fredly, Fariz RM, sampai Rossa. Moga lebih banyak lagi musisi lokal yang pede membuat konser solonya, dengan harga tiket yang kompetitif tentunya.
Selain konser, panggung musik nasional juga disemarakkan dengan konsep festival. Mulai dari agenda rutin JavaJazz, Jakarta Jam, Soulnation, dan JakJazz. Moga2 ajang kampanye dan pemilu 2009 tidak menyebabkan kegairahan acara industri musik seperti ini stagnan gara2 sulitnya soal perizinan.



Diluar kotak
Penulis tidak berani mengkategorikan mereka sebagai musik “sampah”, mungkin lebih tepatnya sebagai alternative dengaran. Setidaknya stempel negative tersebut sering dilayangkan pada 2 grup band yang lumayan naik daun di tahun 2008 ini, yaitu : ST12 dan Kangen Band. Juga yang cukup memberi “warna” lewat nuansa musik “bermain-main” mereka adalah Project Pop dan The Changcuters.
Berani keluar dari kemapanan juga dilakoni oleh Andra & the backbone yang lebih bersinar ketimbang lakonnya sebagai gitaris Dewa19. Juga yang cukup melegakan bagi Satrio, mantan personel Maliq & d’essentials ini cukup sukses mengusung grup band barunya : Alexa.
Tahun 2008 ini juga disemarakkan dengan kemunculan penyanyi cilik di era 90an yang merilis album remaja-dewasanya, sebagai contoh : Tina Toon, Saski ( itu loch yang dulu berduet dengan Geoffany ), Chikita Meidy, Bondan Prakoso ( bareng Fade2black ), sampai Joshua ( sudah denger singel O Box part.2-nya ? )


Radio
Untuk mengetahui trend musik terbaru, radio tetap menjadi pilihan utama. Lewat chart mingguannya, kita bisa tahu new entry maupun top request berdasarkan hasil racikan para MD. Belum lagi sudah hal jamak sekarang kita bisa mendengarkan streaming radio via media online, jadi siaran yang tadinya lokal bisa dipancarkan hingga ke seluruh pelosok dunia. Hanya sayangnya, selama penulis memantau perkembangan beberapa chart lewat situs yang tersedia, update data mingguannya masih tidak konsisten. 
Dikarenakan penulis tinggal di Jakarta, maka ada sekilas review soal perkembangan radio2 ibukota. Kehadiran 2 stasiun radio Bandung ( OZ & 99ers ) setidaknya cukup memberi kita gambaran mengapa banyak bermunculan bibit baru para musisi muda dari kota kembang tersebut.
Gejala “Bandung invasion” ini mungkin masih berlanjut bila radio2 “gaul” Jakarta tidak mengantisipasi trend musik anak muda yang tampaknya sekarang begitu cepat. Setidaknya hal ini bisa penulis tengok bila tengah memantau chart radio2 ibukota dan sekitarnya, kok stasiun2 radio daerah lebih agresif menawarkan lagu rilisan baru juga dalam format daftar yang lebih banyak. Seperti yang tercatat di HIMlisted, yang paling banyak adalah chart Mozaik dari MostFM Medan yang memuat 40 lagu, sedangkan yang paling sedikit adalah Persada 7 milik radio Ardan Bandung ( belum lagi ditambah 7 lagu second/third singles ).
Satu lagi kritik untuk radio2 ibukota, nyaris tidak saya jumpai format chart dengan menjaring data permintaan lagu pendengar di jam rikues, sedangkan di radio2 daerah justru konsep program tersebut sudah jamak dan jadi barometer pembanding dengan yang dibuat oleh MD. Wah, kalau bicaranya sudah seperti ini, kapan yach penulis ditarik jadi MD aja, he3…


Artis tahun ini
Grup band tahun ini tak pelak kita sematkan pada d’Masiv. Baik di radio maupun tv, penampilan mereka tampaknya menjadi “most wanted” untuk setiap acara musik. Lewat lagu2 juaranya macam : Cinta ini membunuhku, Di antara kalian, dan Merindukanmu secara bergantian nangkring di berbagai chart radio, sedangkan 2 singel lainnya seperti Aku percaya kamu dan Diam tanpa kata juga termasuk dalam jangkauan putar di beberapa acara rikues.
Sementara grup band lainnya malah justru lebih dirundung masalah di luar topik musik. Misalnya Ungu yang tahun lalu cukup booming, sekarang album religiusnya tidak begitu gegap gempita disambut public ( faktor jenuh ‘nkali yach ), yang ada malah tentang konflik rumah tangga vokalisnya. Demikian juga dengan Dewa 19, bukan lagunya yang dikritik tidak “ear friendly” tetapi malah soal videoklipnya. Juga tak lupa, perseteruan segitiga antara Ahmad Dhani – Maia Estianty – Mulan Jameela yang begitu happening di awal tahun 2008.
Ada yang pisah ada pula yang berkumpul kembali. Kelompok yang “pisah” personel antara lain duo Maia, Jamrud, dan Seurieus. Sementara yang mengadakan justru “reunian”, bisa kita sebut Java Jive, Emerald, sampai KLa Project. Dari jalur penyanyi solo pria, tahun 2008 mencuatkan nama Afgan sebagai talenta baru yang langsung meroket. Oh, ya no more Peterpan di tahun 2009 dan seterusnya karena bakal ganti nama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar