Minggu, 03 Mei 2015

HIMstage : Dongeng secangkir kopi ( Dee Lestari )



“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”

Adalah sebuah kutipan dari film Filosofi Kopi yang diadaptasi dari salah satu novel karya Dee Lestari dengan judul yang sama. Dewi Lestari, atau yang juga dikenal dengan nama pena Dee Lestari bukan saja dikenal sebagai penulis buku namun juga dikenal sebagai penyanyi sekaligus penulis lagu. Musik dan menulis adalah dua dunia yang sudah menjadi bagian hidupnya. Sibuk menulis novel bukan berarti Dee meninggalkan dunia tarik suara. 

Film Filosofi Kopi yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini mempunyai cerita yang sangat menarik yaitu mengisahkan perjalanan hidup seorang barista muda yang tergila-gila dengan kopi dan handal dalam meraciknya. Film ini sendiri akan diputarkan di bioskop-bioskop Indonesia mulai tanggal 9 April 2015.

Sehubungan peluncuran film tersebut, Dee menciptakan sebuah lagu yang berjudul Dongeng Secangkir Kopi yang menjadi theme song film Filosofi Kopi itu sendiri. Sebuah lagu bernuansa pop upbeat yang ringan, fresh dan lirik yang sangat optimis. Walaupun lagu ini tidak disisipkan dalam film Filosofi Kopi, namun Dee berusaha membangun benang merah antara lagu, film dan novelnya dengan menyamakan tema “kopisentris”.

Ide dari lagu ini pun cukup terbilang unik yaitu menceritakan tentang cinta yang tumbuh karena secangkir kopi. “Saya membayangkan sebuah kisah cinta antara dua insan yang diwarnai oleh kopi. Kopi, sebagai minuman favorit mereka berdua, menjadi semacam saksi perjalanan cinta mereka dimulai dari proses pendekatan hingga akhirnya berjodoh dan live happily ever after. Makanya saya gunakan kata ‘dongeng’ karena isi ceritanya memang seperti fairytale. Tema ini saya pilih karena saya merasa tertantang untuk menulis lirik yang mampu merangkum perjalanan panjang dalam satu lagu, ini seperti cerita fiksi yang dimampatkan menjadi lagu tiga menit saja,” jelas Dee.

Dee mengaku bahwa proses pembuatan lagu ini tidaklah sulit. Kata-kata pada lirik di lagu ini mengalir sesuai kebutuhan cerita. Draf melodi pun dibuat Dee cukup singkat, hanya meluangkan waktu satu hari penuh duduk di depan piano untuk menyelesaikan melodi dan lirik lagu ini. Dalam penggarapan musiknya Dee dibantu oleh Andreas Arianto sebagai penata musik. Andreas Arianto adalah seorang music director muda yang karya-karyanya mulai banyak dikenal di dunia musik Indonesia. Instrumen musik seperti gitar, biola sampai akordeon membuat lagu ini terasa menyenangkan sekaligus menenangkan untuk didengar. 

“Konsep musik lagu ini adalah serba seimbang. Antara musik midi dan musik live, tetap ada sentuhan suasana kultur kopi dan kafe tapi terdengar akrab di kuping. Jadi, selain musik, ada juga tambahan efek suara mesin kopi, cangkir, sendok, dsb. Untuk instrumen live-nya kita memakai biola, cello, gitar, mandolin, klarinet, dan akordeon,” jelas Dee.

Bermusik dan menulis bagi seorang Dee Lestari adalah kanal untuk berekspresi. Bentang waktu delapan tahun dari single terakhirnya Malaikat Juga Tahu, bukti bahwa Dee Lestari berkarya bukan untuk alasan eksistensi dan sejenisnya. Harapan agar karya-karyanya dapat berkesan dalam bagi pendengar dan penikmati musik merupakan suatu kepuasan tersendiri baginya. Seperti harapannya pada lagu Dongeng Secangkir Kopi ini, “Menurut saya, lagu ini cute, cerah, optimis, dan positif. Saya harap semua perasaan itu bisa tertular kepada yang mendengarkan. Plus, kopi adalah minuman yang sangat populer dan berkarakter. Saya senang bisa menuliskan lagu yang melibatkan kopi di dalamnya”. 

Composed by : Dee Lestari
Arranged & produced by Andreas Arianto
Published by Trinity Optima Publishing
© TRINITY OPTIMA PRODUCTION 2015


Kontak :
Tipot Setiadi  @tipot89
Trinity Optima Production
Jl. Hayam Wuruk No. 58. Jakarta 11160, Indonesia
Telp. +62 21 6012700  |  Fax. +62 21 6014644 | Mobile : 081546995159

Tidak ada komentar:

Posting Komentar