Jumat, 10 Juni 2016

HIMstage : Sebuah kisah klasik ( Rendy Pandugo )

Bagi Rendy Pandugo, perjalanan karirnya di dunia musik adalah sebuah perjalanan yang panjang dan mengalami pasang surut. Tetapi justru inilah yang membentuk pria kelahiran Medan, 7 Mei 1985 ini menjadi pribadi dan musisi yang matang. Rendy yang berayah Jawa dan ibu Bugis ini mengenal musik lewat pamannya yang hobi memainkan gitar. Tetapi justru tantenyalah yang mengajarinya memetik gitar.
 
Mengikuti jejak ayahnya yang bertugas di Surabaya, Rendy pun kursus gitar klasik. Belajar hanya setahun, dia merasa bosan. Baginya lebih enak mengulik gitar sendiri dibandingkan harus belajar secara formal. Cakrawala bermusiknya pun semakin luas. Sejak SMP sudah ngeband bersama teman-teman sekolahnya. Ketika duduk di SMA 2 Surabaya, Rendy semakin aktif ngeband dan ikut berbagai festival. Saat itu dia banyak memainkan gitar elektrik dan sedang senang-senangnya mengulik permainan gitar musisi  idolanya, seperti Joe Satriani, Yngwie Malmsteen, juga band Dream Theater.
 
Masuk ke Universitas Airlangga, mengambil jurusan Ekonomi manajemen, Rendy tetap meneruskan hobinya bermusik. Bersama dengan teman-teman kampusnya, ia membentuk band dan sempat menjadi juara ketiga sebuah ajang musik bergengsi nasional. Bersama band ini ia bertahan tiga tahun.
 
Tahun 2010 Rendy hijrah ke Jakarta untuk memperlebar pengalaman musikalitasnya. Bersama teman sekolahnya semasa di Surabaya, dia membentuk project duo, dimana selain menjadi gitaris dia juga menjadi vokalis. Duo ini sempat bergabung dengan major label dan merilis single dan album. Beberapa tahun berjalan Rendy memutuskan untuk mundur dari project ini. Ia sempat berkolaborasi dengan Piyu, merilis sebuah single. Dan menjadi session player untuk beberapa artis.
 
Meskipun demikian, Rendy dihantui kegelisahan untuk mengeksplorasi musik. Ada masa-masa sulit dimana dia merasa dibenturkan antara idealisme dan bersikap kompromi dalam bermusik. Dengan jadwal manggung yang sedikit yang membuatnya kesulitan bertahan hidup di Jakarta, Rendy sempat terlintas untuk meninggalkan musik dan memilih bekerja kantoran sesuai disiplin ilmu yang dia pelajari.
 
SOUNDCLOUD MENJADI MEDIA DALAM MENEMUKAN JATI DIRI BERMUSIK RENDY
 
Ternyata musik sudah menjadi panggilan jiwanya. Sejak tahun 2012 ia rutin mengunggah permainan gitar dan menyanyi ke Soundcloud. Lagu-lagu yang dibawakan adalah sesuai pilihannya, diantaranya John Mayer, Ed Sheeran, Kodaline, The Beatles, Landon Pigg, dan banyak lagi.
 
“Saya tuh tipe orang yang nggak terlalu ramai. Jadi di sosial media hanya sekedar pasif. Ketika menemukan Soundcloud menurut saya ini menjadi media yang pas. Karena saya hanya menjadi diri sendiri, dan lebih fokus pada menyanyi dan bermain gitar,” jelas cowok yang fasih dalam membawakan lagu-lagu berbahasa Inggris itu.
 
Ekistensi Rendy terbentuk melalui Soundcloud. Banyak orang yang merespon penampilannya. Akunnya tambah ramai saat seorang selebtwittter menginformasikan tentang keunikannya dalam bermusik. Rendy pun banjir follower. Hingga sekarang sudah lebih dari 20 ribu follower di akun Soundcloudnya. Seiring dengan namanya yang dikenal sebagai soloist, Rendy pun menerima tawaran untuk mengisi soundtrack film layar lebar.
 
John Mayer-nya Indonesia
 
Banyak yang menyamakan vokal Rendy dengan John Mayer. Dalam setiap manggung, permintaan penggemar musiknya tidak pernah absen untuk memintanya membawakan lagu-lagu John Mayer.

“John Mayer memang banyak memberikan pengaruh dalam bermusik. Menurut saya dia itu sangat jenius. Dia memainkan gitar dan mengkombinasikan dengan vokal yang luar biasa. Tersanjung jika ada yang menyamakan saya dengan John Mayer. Tetapi saya ingin dikenal sebagai seorang Rendy Pandugo yang mempunyai karakter sendiri dalam bermusik,” jelas penyanyi penyuka musik pop, blues, hingga folk ini.
 
Suatu hari tim A&R Sony Music menonton Rendy yang sedang manggung di sebuah café. Melihat dari permainan dan skill dalam bermain gitar, tim Sony Music pun menawarkan kerja sama. Kalau kebanyakan artis berharap bekerja sama dengan label major, Rendy justru berpikir dua kali dalam menerima tawaran itu. Dia ingin kerja sama dan bermusik sesuai dengan harapannya. Tampil di hadapan Hayden Bell, A&R Director Asia Pacific, Rendy tampil meyakinkan membawakan demo-demo lagunya. Gayungpun bersambut. Akhirnya Rendy Pandugo resmi menjadi bagian dari artis Sony Music Indonesia sejak November 2015.
 
Tanpa menunggu waktu, pada bulan Februari 2016, dia terbang ke Swedia untuk melakukan workshop bersama bersama dengan musisi dan produser  dari tim The Kennel Music. Hasilnya adalah materi-materi lagu yang akan disiapkan untuk debut album solonya nanti.
 
SEBUAH KISAH KLASIK
 
Sebagai perkenalan, cowok berkacamata ini merilis sebuah single berjudul Sebuah Kisah Klasik, lagu hit dari band favoritnya, Sheila On 7. Lagu ini akan dimasukkan dalam album Y2Koustic, sebuah album kompilasi yang menampilkan lagu-lagu hit tahun 2000-an yang diaransemen ulang dan dibawakan oleh artis-artis muda Sony Music. Musiknya digarap dalam format akustik dengan string yang diaransemen oleh Alvin Witarsa.
 
Twitter : @rendypandugo
 
 
For More Info:
Sundari Mardjuki – Senior Marketing & Communication Manager
@ SonyMusicID

Tidak ada komentar:

Posting Komentar