“Kita tidak bisa
menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apa pun kopi yang kamu buat, kopi
tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”
Adalah sebuah kutipan
dari film Filosofi Kopi yang diadaptasi dari salah satu novel karya Dee Lestari dengan judul yang sama.
Dewi Lestari, atau yang juga dikenal dengan nama pena Dee Lestari bukan saja
dikenal sebagai penulis buku namun juga dikenal sebagai penyanyi sekaligus
penulis lagu. Musik dan menulis adalah dua dunia yang sudah menjadi bagian
hidupnya. Sibuk menulis novel bukan berarti Dee meninggalkan dunia tarik suara.
Film Filosofi Kopi yang
disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini mempunyai cerita yang sangat
menarik yaitu mengisahkan perjalanan hidup seorang barista muda yang
tergila-gila dengan kopi dan handal dalam meraciknya. Film ini sendiri akan
diputarkan di bioskop-bioskop Indonesia mulai tanggal 9 April 2015.
Sehubungan peluncuran
film tersebut, Dee menciptakan sebuah lagu yang berjudul Dongeng Secangkir Kopi yang menjadi theme
song film Filosofi Kopi itu sendiri.
Sebuah lagu bernuansa pop upbeat yang ringan, fresh dan lirik yang sangat
optimis. Walaupun lagu ini tidak disisipkan dalam film Filosofi Kopi, namun Dee
berusaha membangun benang merah antara lagu, film dan novelnya dengan
menyamakan tema “kopisentris”.
Ide dari lagu ini pun
cukup terbilang unik yaitu menceritakan tentang cinta yang tumbuh karena
secangkir kopi. “Saya membayangkan sebuah kisah cinta antara dua insan yang
diwarnai oleh kopi. Kopi, sebagai minuman favorit mereka berdua, menjadi
semacam saksi perjalanan cinta mereka dimulai dari proses pendekatan hingga
akhirnya berjodoh dan live happily ever after. Makanya saya gunakan kata
‘dongeng’ karena isi ceritanya memang seperti fairytale. Tema ini saya pilih
karena saya merasa tertantang untuk menulis lirik yang mampu merangkum
perjalanan panjang dalam satu lagu, ini seperti cerita fiksi yang dimampatkan
menjadi lagu tiga menit saja,” jelas Dee.
Dee mengaku bahwa proses
pembuatan lagu ini tidaklah sulit. Kata-kata pada lirik di lagu ini mengalir
sesuai kebutuhan cerita. Draf melodi pun dibuat Dee cukup singkat, hanya
meluangkan waktu satu hari penuh duduk di depan piano untuk menyelesaikan
melodi dan lirik lagu ini. Dalam penggarapan musiknya Dee dibantu oleh Andreas Arianto sebagai penata musik.
Andreas Arianto adalah seorang music director muda yang karya-karyanya mulai
banyak dikenal di dunia musik Indonesia. Instrumen musik seperti gitar, biola
sampai akordeon membuat lagu ini terasa menyenangkan sekaligus menenangkan
untuk didengar.
“Konsep musik lagu ini adalah serba seimbang. Antara musik midi
dan musik live, tetap ada sentuhan suasana kultur kopi dan kafe tapi terdengar
akrab di kuping. Jadi, selain musik, ada juga tambahan efek suara mesin kopi,
cangkir, sendok, dsb. Untuk instrumen live-nya kita memakai biola, cello,
gitar, mandolin, klarinet, dan akordeon,” jelas Dee.
Bermusik dan menulis
bagi seorang Dee Lestari adalah kanal untuk berekspresi. Bentang waktu delapan
tahun dari single terakhirnya Malaikat Juga Tahu, bukti bahwa Dee Lestari
berkarya bukan untuk alasan eksistensi dan sejenisnya. Harapan agar
karya-karyanya dapat berkesan dalam bagi pendengar dan penikmati musik
merupakan suatu kepuasan tersendiri baginya. Seperti harapannya pada lagu Dongeng
Secangkir Kopi ini, “Menurut saya, lagu ini cute, cerah, optimis, dan positif.
Saya harap semua perasaan itu bisa tertular kepada yang mendengarkan. Plus,
kopi adalah minuman yang sangat populer dan berkarakter. Saya senang bisa
menuliskan lagu yang melibatkan kopi di dalamnya”.
Composed by : Dee Lestari
Arranged & produced by Andreas Arianto
Published by Trinity Optima Publishing
© TRINITY OPTIMA PRODUCTION 2015
Kontak :
Tipot Setiadi @tipot89
Trinity Optima Production
Jl. Hayam Wuruk No. 58. Jakarta
11160, Indonesia
Telp. +62 21 6012700
| Fax. +62 21 6014644 | Mobile : 081546995159
Tidak ada komentar:
Posting Komentar