10 tahun sudah LYLA berkarya dan mewarnai
musik Indonesia dengan lagu-lagu hits mereka. Band asal Pekanbaru yang
terbentuk sejak tahun 2006 silam ini, berhasil mengukir catatan prestasi yang
jempolan selama berkarier dengan menghasilkan 4 album yaitu “Yang Tak
Terlupakan” (2008), “Lebih Dari Bintang” (2010), “Dengan Hati” (2013) dan “Dunia
Sempurna” (2014).
Di tahun 2015 lalu, LYLA kembali merilis
album ke-5 mereka yang diberi judul ‘Ga Romantis’. Di album ini, LYLA hadir
dengan energi baru dengan menyuguhkan banyak genre dari Funk, Reggae,
Blues hingga musik etnik Indonesia, ditampilkan LYLA sebagai proses metamorfosa dan pendewasaan dalam bermusik. Ditambah hadirnya
tiga orang produser musik hebat yaitu Krisna J. Sadrach,
Stephen Santoso dan Ari Aru Renaldi, menambah kekuatan LYLA di album ini.
Meski sedikit berbeda dari album-album sebelumnya,
LYLA tidak meninggalkan ciri khas mereka. Terbukti album ‘Ga Romantis’ ini
diterima dengan baik oleh pencinta musik Indonesia, khususnya LYLA Community
(sebutan bagi fans LYLA). Single pertama yang berjudul “Kehabisan waktu” bahkan
berhasil mencuri perhatian dengan menjadi trending topic di social media
pada hari pemutaran perdananya, yang saat itu dilakukan serentak di 200 radio
seluruh Indonesia. Kemudian LYLA merilis single keduanya yang berjudul “Turis”,
di lagu ini LYLA mengeksplor musik mereka dengan sentuhan reggae dan memasukkan
unsur bunyi alat musik traditional seperti ukulele. Album ini pun berhasil
terjual lebih dari 200.000 copy sejak pertama kali dirilis pada akhir tahun
2015 lalu.
Kini LYLA kembali merilis single ketiga dari
album ‘Ga Romantis’, dengan lagu yang berjudul sama seperti judul albumnya, “Ga Romantis”. Lagu yang diciptakan
oleh Naga ini bercerita tentang permintaan maaf seseorang kepada kekasihnya
karena merasa dirinya bukan tipikal orang yang romantis. “Idenya datang dari
pengalaman pribadi. Jadi waktu pengerjaan album ini kan menghabiskan banyak
waktu di studio dan sering pulang pagi. Sampai suatu hari aku pulang pagi,
Istriku berangkat kerja. Pas bangun siang, aku baru inget kalau hari itu
istriku ulang tahun. Perasaan bersalah itu menjadi ide di lagu ini”, ucap Naga.
Walau ada kata ‘romantis’, lagu ini justru
tidak berkesan romantis dan melankolis. Dibantu Stephan Santoso sebagai music
director, LYLA membuat lagu ini dengan musik yang sedikit upbeat dan
menghentak. Dengan daya tarik lagu pada kandungan liriknya yang cerdik, “… Aku
ga mau jadi mataharimu, karna itu akan membuat ku jauh. Aku ga mau jadi
bintang-bintangmu, walau indah itu juga kan jauh. Yang aku mau menjadi udaramu,
selalu setia tiap hela nafasmu…”, lagu ini berpotensi jadi anthem
bagi para cowok yang ingin meyakinkan pacarnya bahwa romantis bukan
satu-satunya pengukur rasa cinta.
Di tahun ke-10 berkarier di dunia musik, LYLA
berencana akan mengelar konser 1 dekade yang akan digelar pada bulan Agustus 2016
nanti. “Harapan kami di tahun ke-10 perjalanan karier LYLA, kami masih bisa
terus memberikan karya terbaik kami, lagu-lagu kami semakin bisa menghibur
banyak orang dan konser 1 dekade nanti bisa berjalan lancar. Doain yah…”, tutup
Naga.
Composed by : Naga
LYLA
Music by Lyla &
Stephan Santoso
Published by
Trinity Optima Publishing 2015
Follow Us : @TrinityOptimaP @LYLAINDONESIA
Facebook Page : TrinityOptimaP, LyLA Band
WAP: kampungseleb.com
IG : trinityoptima
YouTube : Trinity Optima
Production
Website: www.trinityproduction.com
Kontak :
Tipot Setiadi
Trinity Optima
Production
Jl. Hayam Wuruk
No.58 Jakarta 11160
Mobile:
081546995159 | Pin BB: 537A686B
Twitter: @tipot89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar