Bagi Rendy Pandugo, perjalanan karirnya di dunia musik adalah sebuah
perjalanan yang panjang dan mengalami pasang surut. Tetapi justru inilah yang
membentuk pria kelahiran Medan, 7 Mei 1985 ini menjadi pribadi dan musisi yang
matang. Rendy yang berayah Jawa dan ibu Bugis ini mengenal musik lewat pamannya
yang hobi memainkan gitar. Tetapi justru tantenyalah yang mengajarinya memetik
gitar.
Mengikuti jejak ayahnya yang
bertugas di Surabaya, Rendy pun kursus gitar klasik. Belajar hanya setahun, dia
merasa bosan. Baginya lebih enak mengulik gitar sendiri dibandingkan harus
belajar secara formal. Cakrawala bermusiknya pun semakin luas. Sejak SMP sudah
ngeband bersama teman-teman sekolahnya. Ketika duduk di SMA 2 Surabaya, Rendy
semakin aktif ngeband dan ikut berbagai festival. Saat itu dia banyak memainkan
gitar elektrik dan sedang senang-senangnya mengulik permainan gitar
musisi idolanya, seperti Joe Satriani, Yngwie Malmsteen, juga band Dream
Theater.
Masuk ke Universitas Airlangga,
mengambil jurusan Ekonomi manajemen, Rendy tetap meneruskan hobinya bermusik.
Bersama dengan teman-teman kampusnya, ia membentuk band dan sempat menjadi
juara ketiga sebuah ajang musik bergengsi nasional. Bersama band ini ia
bertahan tiga tahun.
Tahun 2010 Rendy hijrah ke
Jakarta untuk memperlebar pengalaman musikalitasnya. Bersama teman sekolahnya
semasa di Surabaya, dia membentuk project duo, dimana selain menjadi gitaris
dia juga menjadi vokalis. Duo ini sempat bergabung dengan major label dan
merilis single dan album. Beberapa tahun berjalan Rendy memutuskan untuk mundur
dari project ini. Ia sempat berkolaborasi dengan Piyu, merilis sebuah single.
Dan menjadi session player untuk beberapa artis.
Meskipun demikian, Rendy dihantui
kegelisahan untuk mengeksplorasi musik. Ada masa-masa sulit dimana dia merasa
dibenturkan antara idealisme dan bersikap kompromi dalam bermusik. Dengan
jadwal manggung yang sedikit yang membuatnya kesulitan bertahan hidup di
Jakarta, Rendy sempat terlintas untuk meninggalkan musik dan memilih bekerja
kantoran sesuai disiplin ilmu yang dia pelajari.
SOUNDCLOUD
MENJADI MEDIA DALAM MENEMUKAN JATI DIRI BERMUSIK RENDY
Ternyata musik sudah menjadi
panggilan jiwanya. Sejak tahun 2012 ia rutin mengunggah permainan gitar dan
menyanyi ke Soundcloud. Lagu-lagu yang dibawakan adalah sesuai pilihannya,
diantaranya John Mayer, Ed Sheeran, Kodaline, The Beatles, Landon Pigg, dan
banyak lagi.
“Saya tuh tipe orang yang nggak
terlalu ramai. Jadi di sosial media hanya sekedar pasif. Ketika menemukan
Soundcloud menurut saya ini menjadi media yang pas. Karena saya hanya menjadi
diri sendiri, dan lebih fokus pada menyanyi dan bermain gitar,” jelas cowok
yang fasih dalam membawakan lagu-lagu berbahasa Inggris itu.
Ekistensi Rendy terbentuk melalui
Soundcloud. Banyak orang yang merespon penampilannya. Akunnya tambah ramai saat
seorang selebtwittter menginformasikan tentang keunikannya dalam bermusik.
Rendy pun banjir follower. Hingga sekarang sudah lebih dari 20 ribu follower di
akun Soundcloudnya. Seiring dengan namanya yang dikenal sebagai soloist, Rendy
pun menerima tawaran untuk mengisi soundtrack film layar lebar.
John
Mayer-nya Indonesia
Banyak yang menyamakan vokal
Rendy dengan John Mayer. Dalam setiap manggung, permintaan penggemar musiknya
tidak pernah absen untuk memintanya membawakan lagu-lagu John Mayer.
“John Mayer memang banyak memberikan pengaruh dalam bermusik. Menurut saya dia itu sangat jenius. Dia memainkan gitar dan mengkombinasikan dengan vokal yang luar biasa. Tersanjung jika ada yang menyamakan saya dengan John Mayer. Tetapi saya ingin dikenal sebagai seorang Rendy Pandugo yang mempunyai karakter sendiri dalam bermusik,” jelas penyanyi penyuka musik pop, blues, hingga folk ini.
Suatu hari tim A&R Sony Music
menonton Rendy yang sedang manggung di sebuah café. Melihat dari permainan dan skill
dalam bermain gitar, tim Sony Music pun menawarkan kerja sama. Kalau
kebanyakan artis berharap bekerja sama dengan label major, Rendy justru
berpikir dua kali dalam menerima tawaran itu. Dia ingin kerja sama dan bermusik
sesuai dengan harapannya. Tampil di hadapan Hayden Bell, A&R Director Asia
Pacific, Rendy tampil meyakinkan membawakan demo-demo lagunya. Gayungpun
bersambut. Akhirnya Rendy Pandugo resmi menjadi bagian dari artis Sony Music
Indonesia sejak November 2015.
Tanpa menunggu waktu, pada bulan
Februari 2016, dia terbang ke Swedia untuk melakukan workshop bersama bersama
dengan musisi dan produser dari tim The Kennel Music. Hasilnya adalah
materi-materi lagu yang akan disiapkan untuk debut album solonya nanti.
SEBUAH
KISAH KLASIK
Sebagai perkenalan, cowok
berkacamata ini merilis sebuah single berjudul Sebuah Kisah Klasik, lagu hit dari band favoritnya, Sheila On 7.
Lagu ini akan dimasukkan dalam album Y2Koustic,
sebuah album kompilasi yang menampilkan lagu-lagu hit tahun 2000-an yang
diaransemen ulang dan dibawakan oleh artis-artis muda Sony Music. Musiknya
digarap dalam format akustik dengan string yang diaransemen oleh Alvin Witarsa.
Twitter : @rendypandugo
For More Info:
Sundari Mardjuki – Senior Marketing & Communication Manager
@ SonyMusicID
Tidak ada komentar:
Posting Komentar