HARI
DAN LIBUR
Liburan adalah berhenti sesaat dan
membebaskan diri dari aktifitas keseharian seperti pekerjaan dan sekolah.
Sejarah mencatat liburan diadakan untuk menghargai manusia dan jiwanya. Kemudian merah dipilih sebagai warna pada
angka kalender yang mewakili kata libur itu sendiri. Kita bisa lihat warna itu
pada hari besar ke-agamaan, pahlawan, kemerdekaan, liburan akhir pekan dan lain
sebagainya. Ketika hari itu datang, perayaan diadakan, nyanyian dikumandangkan
dan manusia menari. Duka dan bahagia menguap menjadi doa, seperti awan yang
turun menjadi hujan. Terus-menerus manusia diingatkan akan arti sebuah hari
lewat tanggal merah.
Manusia terus berubah begitupun dengan cara
hidup mereka. Lambat-laun tanggal merah berkurang. Warna merah pada kelender
berubah menjadi hitam. Hari besar tak perlu dipringati dengan libur. Karena
manusia harus terus bekerja. Harus terus memenuhi kebutuhanya. Tak ada waktu
lagi untuk memperingati kebesaran sebuah hari. Toh kita masih bisa mengingat
hari sambil fotocopy lembaran berkas dan sejenak kemudian kembali tenggelam
dalam pekerjaan. Kita masih ingat bukan bagaimana rasanya lebaran tanpa harus
dikejar-kejar deadline karena libur masih panjang. Kita sibuk mencari uang
bukan membuat kebahagiaan.
Hidup memang singkat, kita tahu itu. Dan
hidup itu pilihan, kita juga setuju. Tapi hidup seperti apa yang kita pilih
menyambung hidup atau mengisi hidup? kita bisa membuat hari libur kita sendiri.
Menciptakan kebahagiaan bersama teman-teman. Menghormati diri kita dengan
banyak pencapaian yang melelahkan akan gaji yang masih kurang, nilai rapor yang
masih buruk dan hubungan yang masih mengecewakan. Kita masih punya waktu untuk
berhenti sejenak. Membebaskan diri dan pergi keluar rumah melihat langit biru,
pasir putih, udara yang hangat, gunung yang hijau dan air yang jernih. Kita
masih bisa mengisi hidup kita dengan banyak kemungkinan baru yang lebih
membahagiakan. Kita punya 17.000 lebih pulau yang terbentang dari ujung barat
ke ujung timur. Artinya kita punya 17.000 lebih kemungkinan hal yang baru yang
bisa kita temui di sana. Kemungkinan yang membuat hidup lebih hidup lagi.
Karena Bumi tempat kita tinggal adalah tempat yang sangat menakjubkan.
Mari bernyanyi dan menari kembali. Tubuh kita
butuh itu. Tanggal merah boleh berkurang, tapi semangat kita jangan. Kalau
nyatanya pacaran tak membuat kamu bahagia, kalau nyatanya kerjaan tak membuat
kamu lebih kaya, jadi lebih baik, liburan aja. Jadi sekarang kamu tahu kan
bagaimana cara membebaskan dan menghormati diri dari aktifitas pekerjaanmu atau
sekolahmu. Buka internet, cari tempatnya, siapin tasnya, dan pergilah kemanapun
yang bikin kamu bahagia. Kemudian pulanglah kamu dengan banyak cerita. Karena
itu yang membuatmu kaya sebagai manusia.
LIBURAN
YUK
Sudah satu tahun setelah single terakhir
Budhi Doremi "Hatiku Talah dijleb-jlebin kamu". Kini Budhi kembali
lagi dari liburanya yang panjang dan menyenangkan. Budhi membawa cerita yang
awesome dari perjalananya mengelilingi Nusantara. Bahkan ketika tulisan ini
dibuat, Budhi masih tersenyum macho memandang langit sambil berkata,
"hidup ini indah kalo lagi gak kebelet kencing di tengah macet
Jakarta." begitulah Budhi, dia random dan santai seperti anak pantai. Yess
dia memang anak pantai. Perjalananya mengelilingi Indonesia melahirkan sebuah
karya baru dengan ciri khasnya yang sederhana dan nyeleneh dalam menyampaikan
gagasannya dalam sebuah lagu yang sampai saat ini masih ia tulis dan ciptakan
sendiri.
Lagu itu berjudul "Liburan Yuk"
lagu yang terinsiprasi dari kalender nasional Indonesia yang semakin kesini
semakin sedikit tanggal merahnya. Ia habiskan malam-malam yang panjang dengan
teman-teman untuk merekam lagu tersebut dengan harapan semua pendengarnya
tergerak untuk berani berlibur. Berani untuk melakukan sesuatu yang membuat
hidup jadi lebih hidup lagi.
Lagu ini direkam di studio yang sangat
sederhana. Keterbatasan tidak membuatnya berhenti berkarya. Studio dengan modal
paralon dan kain hitam sepanjang 30 meter itu berdiri di ruangan kecil di
tengah sebuah pulau. Sederhana dan menakjubkan. Lelaki macho yang sekarang
menjadi pembawa acara traveling "Hello Paradise" di Trans7 bilang,
justru keterbatasan yang membuat manusia jadi lebih kreatif. Dibutuhkan waktu
dua tahun untuk mendapatkan gagasanya, dua minggu untuk rekaman studionya, dua
hari untuk masteringnya dan dua menit untuk mendengarkanya. Tapi butuh waktu
selamanya untuk melupakan lagunya, begitulah kata Budhi yang berhasil dapat
peran sebagai asisten dosen di film "Catatan Akhir Kuliah" yang akan
tayang segera di bioskop-bioskop yang harga tiketnya tambah mahal.
Satu lagi lagu dari Budhi Doremi. Kata Budhi
lagu ini bukan untuk didengarkan tapi untuk dipraktekan. Kini Budhi dan
labelnya Wanna B Music Production sedang sibuk bikin jadwal liburan jangka
panjang. Berlibur sambil bekerja itu menyenangkan.
"Kalo
nyatanya pacaran tak membuat kamu bahagia dan kerjaan tak membuat kamu lebih
kaya, jadi lebih baik ke pantai aja."
@BUDIdoremi
PT.
Wanna B Music Production
Jl. KH. Ahmad Dahlan No.15
Gandaria - Kebayoran Baru
Gandaria - Kebayoran Baru
Jakarta 12130
T: 021-7202308
T: 021-7202308
Kontak
:
Wisnu
Purbaya
Promotions Executive
M : 081932998890
Promotions Executive
M : 081932998890
Wish
Publicity
Jl Seketsa Blok A3 No 7B
Cipayung, Jakarta Timur 13880
Jl Seketsa Blok A3 No 7B
Cipayung, Jakarta Timur 13880
Tidak ada komentar:
Posting Komentar