IIIHIMusiklopedia2014
HIMailinglist
: himtertainment-subscribe@yahoogroups.com
Pengantar :
Sudah
menjadi tradisi penulis untuk merilis artikel spesial tutup tahun dengan
menuliskan kembali secuplik kilas balik perjalanan musik tanah air yang
mewarnai tahun 2014. Meski tidak sepanjang edisi tahun-tahun lalu dikarenakan
kesibukan penulis, namun kiranya dapat bermanfaat dan memberi inspirasi bagi
para pembaca, penikmat, maupun praktisi musik sekalian dalam menatap perkembangan
industri hiburan di tahun 2015 kelak.
Special
thanks dan penghargaan khusus dari saya pribadi buat dukungan 2 perusahaan
rekaman yang senantiasa dan hingga kini masih meng-update materi fisiknya
langsung via pos ke rumah penulis, yakni : Seven Music @sevenesia dan Universal
Music Indonesia @Universal_Indo
#BanggaMusikIndonesia
Trend
Prediksi
bahwa musik dangdut merajalela di tahun 2014 ini, setidaknya terbukti di layar
kaca. Banyak program variety show televisi yang menyuguhkan "music of my
country" ini sebagai penarik massa dan pengerek rating. Dari kontes
dangdut sampai dangdut challenge yang diikuti banyak pejabat. Lalu di
penghujung tahun 2014, videoklip "Sakitnya tuh disini" berhasil
menyabet jutaan viewer di YouTube dan banyak yang membuat visual parodinya.
Nggak hanya video, keberhasilan singel ini pun ternyata ada
"follower"-nya dalam bentuk judul lagu, yakni : "Sakitnya
disini" oleh : Trio Lestari ) dan "Atitnya tuh disini" ( oleh :
Cita-citaku, plesetan dari nama penyanyi Cita Citata ).
Sementara
untuk musik pop, entah kenapa penulis rasakan stagnan perkembangannya, terutama
saat perhatian publik dari awal hingga kwartal ketiga tahun 2014 lebih tersedot
ke urusan pemilu legislatif maupun presiden. Banyak musisi lokal yang
sebelumnya ogah turun ke pusaran hingar bingar politik, tahun 2014 bisa
dibilang awal partisipasi aktif mereka untuk menunjukkan dimana mereka
berpihak.
Bila
dari segi capres ada kubu Prabowo vs Jokowi, maka di lingkungan musisi ada
"pertarungan" publisitas di jagat media sosial antara fans Slank vs
Ahmad Dhani. Dari yang kreatif sampai yang konyol pun ada, he3... Puncaknya tentu
saja : konser rakyat di Gelora Bung Karno beberapa hari jelang pencoblosan pilpres
yang begitu meriah sekaligus mengharukan karena didukung atas dasar spontanitas
dan dukungan banyak relawan.
Sempat
vakum beberapa saat, MTV Indonesia kembali tayang dengan strategi baru yakni
menggandeng beberapa stasiun tv lokal. Geliatnya mungkin tidak terasa
menasional, namun penulis rasa basis pemirsa MTV Indonesia kali ini memang
pasarnya ada di daerah.
Media
Pembajakan
? RBT ? Dengan hadirnya layanan 4G LTE yang siap digelar operator
telekomunikasi selular akan mengubah cara label maupun musisi tanah air dalam
mendulang pemasukan. Integrasi pemasaran lewat forum media sosial bakal lebih
agresif. Konten yang sulit didapatkan para fans via media konvensional seperti
koran, radio, dan tv akan disediakan lebih interaktif lagi secara eksklusif
lewat smartphone / tablet. Oh ya, dinanti langkah para label untuk
mensosialisasikan fitur ala iTunes dalam memasarkan lagu2 para artis yang
dinaunginya.
Koneksi
4G juga akan merevolusi industri radio dalam merengkuh jumlah pendengarnya,
dari sekedar lokal segmented menjadi global integrated. Yang tadinya
berdasarkan jaringann siar terbatas dengan karakter budaya tertentu, kini
lintas batas negara dengan kesamaan taste dengaran. Sebagai contoh mungkin bisa
disurvei berapa banyak pendengar dari Malaysia dan Singapura yang memantau
streaming radio2 Indonesia untuk mendapatkan singel2 fresh maupun variatif
karya anak negeri ?
Btw,
saya saja belakangan ini lebih betah ngupingin radio2 daerah, khususnya Bandung
dan Cirebon yang format program dan playlist racikan para MD-nya lebih pas
dengan "selera" saya, he3... Nach jadinya saya baru tahu loch,
ternyata ada beberapa radio Jakarta di tahun 2014 ini yang melakukan
"re-branding" konsep siarannya, meski masih ada juga loch yang
mengambil sikap idealis.
Untuk
media konvensional, khususnya majalah, penulis sich berharap mereka bisa
memunculkan jurnalis handal khusus musik dan tetek bengeknya. Apresiasi
masyarakat tentang musik dalam negeri yang tergolong rendah ini bisa jadi
karena kontribusi pengamat musik yang berwawasan luas, independen, dan disegani masih kurang
signifikan. Selama ini mereka baru sebatas dimintakan komentarnya atas sebuah
fenomena musik sebagai pengisi acara dialog televisi atau menuliskan
uneg-unegnya dalam kolom artikel, namun kiprah mereka masih dianggap orang
“luar” oleh pelaku industri musik kita, bukan sebagai partner seimbang bagi
katakanlah praktisi label rekaman atau broadcaster.
Yearly chart #HIMpersada2014
Yearly chart #HIMbuzz2014
Artist of the year
Tulus. Yup, tanpa basa-basi penulis menobatkan penyanyi pria ini sebagai
musisi tanah air yang berkibar di tahun 2014. Agak terseok-seok di singel
perdananya “Baru”, namun kemudian melesat dengan lagu keduanya yang begitu
fenomenal “Jangan cintai aku apa adanya” menjadi top playlist di berbagai
stasiun radio. Selanjutnya menjadi relatif mudah baginya untuk memperkenalkan
materi2 dengaran dari album bertajuk “Gajah” ini. Meski materi dengaran karya
Tulus ini oleh sebagian kalangan ditujukan bagi pasar kelas menengah (atas),
namun memang karakter vokalnya inilah yang menjadi pembeda unik setelah pasar
musik dalam negeri terlanjur lama dibuai oleh cita rasa suara “mainstream” ala
Afgan maupun Judika.
Noah. Sorry to say, debut album yang diluncurkan sekitar Lebaran itu tidak
mendapat sambutan meriah dari penikmat musik dalam negeri. Perubahan konsep
yang lebih nge-rock ternyata dirasa tidak pas dengan karakter grup band asal
kota kembang ini. Dan di penghujung akhir tahun 2014, mereka kehilangan
salahsatu personelnya di posisi drummer yang memutuskan hengkang.
Cita Citata. Lewat tembang dangdut andalannya “Sakitnya tuh disini” yang
meluncur di awal kwartal keempat tahun 2014, namanya pun kian dikenal publik.
Seperti sudah menjadi rumus umum, popularitas artis mendongkraknya menjadi
bintang iklan dan terpaan gosip kehidupan pribadinya pun mulai dikorek berbagai
media infotainment.
Anyway, kalau dalam 3 alinea diatas membahas tentang penyanyi solo pria,
grup band, dan penyanyi dangdut, lalu bagaimana dengan “prestasi” penyanyi solo
wanita ? Bila menyimak juara berbagai kontes nyanyi di layar kaca yang akhir
ini dominan dimenangkan oleh kaum hawa, harusnya potensi mereka untuk berbicara
lebih banyak di industri musik tanah air terbuka luas. Namun bila ditilik lebih
lanjut, lagi2 stok yang relatif “berbunyi” di tahun 2014 sebatas : Raisa,
Fatin, Bunga Citra Lestari, dan Rossa. Sebenarnya ada juga Gita Gutawa, namun
beberapa singel hits-nya di tahun 2014 ini tidak terlalu nendang untuk
di-“follow”.
Prediksi
Frekuensi
konser artis mancanegara yang lumayan "langka" sepanjang tahun 2014
dengan alasan keamanan sepertinya tidak akan terulang di tahun 2015. Lihat saja
beberapa musisi kelas dunia yang rencananya manggung di kwartal pertama tahun
depan, ada : Michael Buble, Lenny Kravitz, sampai One Direction. Juga beberapa
artis K-Pop dijadwalkan masih wara-wiri mampir ke Indonesia untuk mentas lagi.
Promotor konser bakal panen donk, he3...
Lalu
dimana posisi artis musik kita untuk menyambut "kepungan" musisi
impor ini ? Moga-moga Badan Industri Kreatif yang digagas pemerintahan Jokowi yang
katanya segera bekerja awal tahun 2015 bisa menunjukkan kinerjanya dalam
mengangkat demam I-Pop, minimal mewabah dulu di kawasan Asia Tenggara dan Asia
Timur yang secara kultural tidak jauh berbeda. Penerapan Free Trade Area di
kawasan ASEAN mau tak mau bakal membawa dampak persaingan kian ketat bagi
perkembangan industri musik tanah air.
Boyband
dan girlband mewabah di tahun 2012-2013, dangdut merangsek lagi di tahun
2013-2014, lalu ada peralihan genre apa yang kiranya akan melanda industri
musik di tahun kambing kayu ini ? Kembali ke 2 dekade lalu tepatnya di tahun
1995, kala itu musik pop progresif, nuansa elektronik, dan dance-able cukup menawarkan
dinamika yang positif. Apakah hal itu akan terulang ? Setidaknya kesuksesan
event Djakarta Warehouse Project di penghujung tahun 2014 seolah memberi
indikasi ke arah sana. Kejenuhan akan musik mellow dan mendayu-dayu sepertinya
akan tergantikan di tahun 2015 ini dengan musik bertempo medium / up beat.
Semangat !!!
Disclaimer :
Dilarang keras mengutip sebagian dan/atau
seluruh isi artikel ini untuk
kepentingan komersial tanpa seijin penulis. @himfiles @himpublik
Kalau aku suka lagu tulus yang judulnya sepatu
BalasHapusObat Tifus.
tips mengobati penyakit asam lambung tinggi.
tips mencegah asam lambung tinggi.
tekanan darah tinggi dan pengobatannya.
suplemen penurun tekanan darah tinggi.
Gejala Penyakit Miom.
cara menyembuhkan asam lambung tinggi.