HIMusiklopedia2005
Countdown to yearly edition -> HIMpersada2005 : Top40 of the year
Up & down
Setelah tahun 2004 praktis radio airplay dikuasai oleh lagu-lagu Peterpan, maka tahun ini boleh dibilang grup musik Radja mengambil alih posisi ini. Walaupun belum sampai mencetak angka penjualan sampai jutaan copy seperti Peterpan, namun kepopuleran Radja ini bolehlah disimak bila anda akrab dengan komunitas pengamen jalanan. Meski demikian, tokh jenis tembang yang dibawakan Radja ini meski digemari oleh banyak kalangan, namun bagi kuping para music director stasiun radio perkotaan memang terasa janggal kalau dimasukkan ke playlist, entah kenapa.
Yang merosot banget pamornya adalah Sheila on 7, boleh dianggap ini tahun kegagalan mereka karena angka sales rekaman album terbaru mereka kurang sukses di pasar. Entah ini salah strategi label rekamannya atau gimana, nyatanya memang album Sheila on 7 ini hampir berbarengan dengan rilis album terbarunya PADI.
Duet
Melly Goeslaw bisa dibilang sebagai artis tahun ini yang paling banyak melakukan aksi kolaborasi dengan artis lainnya. Awal tahun ini dimulai dengan duetnya bareng Evan VJ MTV untuk soundtrack film “Tentang Dia”, kemudian dilanjutkan dengan duet bareng Kris Dayanti untuk lagu “Cinta”, dan terakhir berduet kembali dengan Ari Lasso untuk mengisi tema lagu film “Apa artinya cinta”. Agak riskan mungkin yach kalo dalam setahun ini mengeluarkan album tapi suara dia melulu, makanya ngajak musisi lain buat mengiringi dia menyanyi agar public nggak cepat bosan.
Yang bisa dibilang “duet” anyar adalah duo Ratu. Setelah Pingkan Mambo hengkang gara2 kasus pribadi, nggak lama kemudian Maia, istrinya Dhani Ahmad, berhasil juga memperkenalkan vokalis barunya : Mulan, meski yach kata orang kebanyakan album “perkenalan” ini lebih disebut pemanasan sebelum album benerannya keluar awal tahun depan.
Double album
Peristiwa unik ini mungkin bisa menimpa pada grup musik unik semacam Netral dan Naif. Bagaimana tidak, keduanya mengeluarkan 2 album di tahun yang sama namun dengan cara yang berbeda. Netral mengeluarkan album bertajuk “Hitam” untuk menyatakan dirinya pindah ke indie label, tapi eh tak lama kemudian menyatakan diri kembali ke major label dengan mengeluarkan album “Putih”. Sedangkan Naif memakai jurus merilis album hits collection dahulu yang memuat single terbaru “Air dan api”, beberapa bulan kemudian baru dech digelar album terbarunya dengan lagu andalan “Benci untuk mencinta”.
Greatest hits
Kalo seorang artis membuat album terbaik dari kumpulan lagu2 terbaik dari album sebelumnya mungkin itu sudah jamak, tentunya dengan ada penambahan 2-3 lagu baru. Ada yang bilang itu pertanda mereka lagi kehabisan ide, hanya sekedar jeda / transisi sebelum album tergresnya dirilis, atau apalah namanya. Maka di tahun ini tersebutlah mereka yang melakukan strategi itu, seperti The Groove, Sheila on 7, Naif, Glenn Fredly, Peterpan, dan sebagainya.
Namun yang tergolong unik adalah bahwa di tahun 2005 ini muncul pula jenis album kompilasi berformat “A tribute to”. Yang pertama, tersebutlah nama Yovie Widiyanto, motor penggerak grup band Kahitna. Kedua, simaklah karya2 Bebi Romeo yang dibawakan oleh banyak penyanyi lainnya. Begitulah, ternyata gubahan dari pengarang tertentu pun ternyata bisa dijadikan modal yang baik, selain alasan bahwa mereka masih eksis, tentunya ini pun punya nilai jual yang lumayan untuk menekan ongkos produksi ketimbang membuat full album baru dengan materi masih mentah sama sekali.
New comer
Maliq ‘n d’essentials mengejutkan public dengan nuansa album jazzy yang dilemparkan ke pasar kala itu. Tak heran, grup mereka pun lalu digaet untuk memeriahkan acara musik festival JavaJazz yang mulai berlangsung kembali tahun ini, setelah sebelumnya sempat vakum atas nama JakJazz.
Nggak hanya “sound” baru yang bisa menggebrak pasar, mendaur ulang lagu yang usdah popular beberapa warsa sebelumnya pun tidak masalah asal dibuat secara kreatif. Maka tampillah Ello dengan membawakan ulang lagu bapaknya dengan kemasan baru, yang nyatanya meledak di pasaran bertajuk “Pergi untuk kembali”.
Grup musik baru yang juga mencuat ke peredaran blantika musik dalam negeri adalah Tangga dan Kerispatih. Tangga berformat 2 penyanyi pria dan 2 penyanyi wanita, jenis musik yang mereka bawakan tergolong easy listening. Beda dengan Kerispatih yang lagu-lagunya mendayu diawal, namun terasa bertenaga di bagian reffrein.
Namun sayang sekali dengan nasib KOTAK, grup band jebolan realityshow Dreamband 2004 agaknya masih kurang greget untuk album pertamanya ini. Entah dengan juara Dreamband tahun 2005 ini, apakah masih bisa memperbaiki kesan ini ?
Concerts
Setelah awal tahun 2005 ini Jakarta dibombardir oleh konser para musisi asing, maka mendekati bulan puasa beberapa bulan lalu bolehlah artis local membuat konsernya sendiri yang tentunya bisa berdaya jual tinggi. Selain konser bikinan Erwin Gutawa dengan various artist untuk acara “a tribute to Koes Plus”, tersebutlah nama Ruth Sahanaya dan Titi DJ yang menyelenggarakan konser untuk kalangan fans mereka pribadi, yang tentunya bisa bayar tiket agak mahal dari tariff biasanya.
Yang juga tak boleh dilupakan ( karena berskala besar ) adalah tour konser Soundrenaline A Mild Live dan Salam Lebaran Gudang Garam serentak di banyak kota . Yach, mau gimana lagi untuk urusan mensponsori konser musik local lagi2 yang bersedia adalah produsen rokok.
Reality music shows
Acara Indonesian Idol, AFI, dan KDI melahirkan banyak talenta artis muda yang “bisa” menyanyi, meski banyak dari mereka yang nyatanya susah masuk dapur rekaman dan akhirnya mentok jadi “pengamen” dari mal ke mal atau acara launching produk tertentu. Ada pula acara membentuk grupband “instant” dalam acara Dreamband dan mencari penyanyi serta pencipta lagu berbakat ( mirip LCLR Prambors beberapa tahun lalu ) dalam acara CILAPOP.
Sebentar lagi sebuah stasiun tv swasta akan menayangkan pula acara yang mengacu pada format pembuatan boyband, semacam program realityshow membentuk NKOTB, Backstreetboys, N’sync, sampai F4 versi local gitulah. Kapan yach misalnya ada acara semacam “The Osbourne”, maksudnya membuat program sungguhan atas kehidupan sehari-hari personel Koes Plus, Peterpan, Rhoma Irama, atau tokoh musik lainnya.
Soundtrack
Semakin menjamurnya kembali film2 Indonesia di bioskop membuat dinamika album soundtrack pun bermunculan kembali. Banyak film2 dalam negeri sendiri yang menggunakan tembang2 soundtrack selain sebagai pemanis adegan film, juga dijadikan ajang promo murah meriah diberbagai airplay radio. Lha, kalo pendengar denger suatu lagu tertentu bukankah nantinya bisa diasosiakan dengan satu film tertentu. Suatu komunikasi mutualisme.
Tersebutlah film2 yang mengusung tema lagu seperti : Tentang Dia, Me vs high heels, Cinta Silver, Dealova, Gie, Untuk Rena, Alexandria, Mirror, dan masih banyak lagi. Untuk kategori musik tema film ini, boleh dibilang Melly Goeslaw masih ratu pencetak soundtrack.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar