Sibuk dengan kegiatan masing-masing
nggak membuat Virgoun ( vokal, gitar ), Mamie ( gitar ), Dimaz ( bass ) dan Ipank ( drum ) nggak lupa untuk kembali
ke rumah musik mereka, Last Child. Setelah menempa telinga pendengar musik
Tanah Air lewat barisan lagu dalam album Our Biggest Thing Ever, #OBTE kini
kuartet ini kembali dengan single terbaru mereka, Tak Pernah Ternilai.
“Selain manggung belakangan kami juga
disibukan dengan kehidupan masing-masing. Mamie dengan keluarganya, Dhimaz yang
sibuk dengan clothing dan hidup barunya, Ipank yang sibuk bolak-balik
Jakarta – Pelabuhan Ratu ngurus ibunya sama gue pribadi yang lagi fokus sama
proyek gitar handmade yang gue desain sendiri. Tapi ujungnya balik lagi ke Last
Child. Mau gimana juga, band in ijuga harus terus bergerak,” ujar Virgoun
mewakili rekan-rekannya.
Sibuk dengan urusan pribadi nggak
bikin mereka lupa. Nggak hanya tentang rekaman, tapi juga mengembangkan diri
secara musikalitas. Pendewasaan diri itu terdengar nyata di Tak Pernah Ternilai
dimana nuansa country kental terasa.
“Lebih ke back to to the roots
sih. Berkacanya malah ke musik 90an dan sebelumnya. Banyak kami kami jadiin rolemodel
untuk musik Last Child ke depannya. Gue ngasih unsur country dan blues,
Mamie bawa rock n roll, Ipank sentuhan alternatif dan Dimaz yang ngasih unsur
punk rocknya. Semuanya dijadiin satu. Juga dari sound sampai ke fashionnya. Overall
sih lebih matang dan terkonsep,” ujar Virgoun.
“Oh iya, cara nyanyi gue juga berubah
pastinya. Untuk ngembanginnya gue belajar sama nyokap yang memang penyanyi
blues pas muda dulu. Belajar banyaklah dari beliau,” tambah sang vokalis
lagi. Last Child dikenal selalu berhasil
untuk menciptakan lagu yang memiliki nyawa hingga membuat hampir semua yang mereka
bawakan memiliki makna tersendiri. Begitu juga dengan Tak Pernah ternilai ini,
dimana kisah cinta dari sang vokalis, Virgoun jadi latar belakang idenya.
Sebuah kondisi dimana sebuah usaha untuk memperbaiki sebuah hubungan nyatanya
nggak mendapat respon positif dari pasangan atas kesalahan yang sulit
dimaafkan.
“Ide dasarnya sederhana, dari
pengalaman sendiri. Gue bikin salah, menyesal
dan berusaha untuk memperbaiki tapi nggak digubris. Mungkin kesalahan
yang gue buat itu fatal sampai dia putusin hubungan gue sama dia,” ujar Virgoun
sang vokalis.
Membangkitkan nyawa sebuah lagu nggak
mudah dan itulah tantangan yang ditemui oleh Last Child dalam proses kreatif
yang mereka lakukan. Virgoun yang membuat lagu ini mengaku jika membuat lagu
itu mudah, namun membangkitkan soul dari lagu itu sendiri yang cukup
sulit. Ketika lirik dan nada dasar sudah ketemu, kemudian bagaimana caranya
mereka untuk menyusun aransemen yang akan membuat lagu ini lebih mendalam.
“Lagu ini ada dalam waktu yang cukup
singkat, kurang lebih setengah jam. Liriknya juga mengalir keluar begitu saja.
Gue semakin galau semakin keluar lagu-lagu lainnya. Yang sulit adalah ke proses
aransemen dan produksinya. Kami harus mondar-mandir ke studio untuk merekam ulang. Revisi karena
temponya nggak pas. Untuk membuat perbedaan dengan lagu-lagu sebelumnya, juga
bikin lebih dalam, lagu ini juga ditambahin dengan string,” sergah
Virgoun lagi.
Penilaian matang atau tidaknya lagu
ini juga lewat produser Last Child, Ibu Morin Chandra dari dr.m. Tantangan
untuk single berikutnya dari Last Child ini memang dirasakan sangat berat
karena harus bisa menandingi kesuksesan single mereka sebelumnya yaitu Seluruh
Nafas Ini. Ada beberapa kandidat lagu yang diberikan sebelum akhirnya pilihan
jatuh pada lagu Tak Pernah Ternilai yang dirasakan memiliki lirik dan nada yang
sangat kuat. Penilaian tersebut langsung digarap total oleh para personel Last
Child.
“Ketika beliau bilang begitu, gue dan
anak-anak (personel Last Child) langsung komit untuk berusaha ngasih input yang
bagus. Nyari sound yang pas, pemilihan nada yang pas juga lewat instrument dan
eksplor lagi vokal gue. Hasilnya begini, gue sih puas,” papar sang vokalis.
Single Tak Pernah Ternilai tidak hanya menjadi senjata baru Last Child dalam
mengarungi blantika musi Indonesia ini, tapi juga diharapkan bisa menjadi
jembatan untuk album terbaru mereka.
Sekilas
tentang Last Child
Last Child merupakan grup musik asal
Indonesia yang dibentuk pada 11 Januari 2006. Di bawah naungan label dr.m, Last
Child menjadi lebih berkembang. Setelah sukses dengan single Diary Depresiku,
Pedih, dan Percayalah itu, Last Child kemudian merilis album Our Biggest Thing Ever di seluruh
gerai KFC indonesia di tahun 2012 dan mendapatkan multi platinum award. Di
album ini, mereka juga merangkul Gisel, di lagu Seluruh Nafas Ini yang menjadi single album mereka dan berhasil
bertahan menjadi salah satu dari top singles yang ada di industri musik
Indonesia.
Twitter : @myLASTCHILD | Facebook : Last
Child
Video Lirik
#TPT
Youtube : LAST CHILD TV
LAST CHILD - “TAK PERNAH TERNILAI”
Composer : Virgoun Teguh Putra
Producer : Morin Chandra
Publisher : dr.m
Mixing & Mastering : Jason O’
Bryan
Photograph: Pio Kharisma http://www.piokharisma.com/
Wardrobe: Bloop and Endorse
(P) n (C) 2013, dr.m
Kontak :
Wisye
Batubara
Radio &
Print Media Promotion
@myLASTCHILD | @ashillazhrtiara | @PAPERPLANErock
HP & WA: 0812 2099 9979 |
@germaniari
@drm_music | @drm_digital
Tidak ada komentar:
Posting Komentar