Jamaica Café adalah sebuah grup acapella dari Indonesia yang
beranggotakan 5 orang: Michael, Anton, Bayu, Iko dan Tito. Terbentuk pada tahun
1991, grup ini bermula dari konsep “tongkrongan” sekelompok siswa SMA Kolese
Gonzaga. Sejak 1996, Jamaica Café sudah
melakukan penampilan rutin di beberapa kafe, stasiun tv dan acara-acara khusus
di berbagai kota di Indonesia.
Sedangkan untuk pengalaman internasional, debut
Jamaica Cafe dilakukan pada acara konsernya di Esplanade Concert Hall Singapore
pada bulan Februari 2005, dan pada Desember 2005 melakukan konser tunggal di
Recital Studio Esplanade Singapore. Disusul Juli 2007 mereka kembali show di
singapura dalam acara "Singapore Acappella Festival" dan melakukan
"klinik" teknik a cappella di beberapa sekolah di singapura. Di
Januari 2012 mereka kembali tampil di Esplanade Theatre Singapore http://www.esplanade.com/whats_on/programme_info/keroncong_gala/index.jsp
Sebagai catatan, Jamaica Café dengan ciri khas “musik ramah
lingkungan”nya, ditunjuk oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia sebagai
Supporter Kehormatan untuk mendukung program – program kampanye mereka dari
tahun 2006.
Setelah lebih dari 10 tahun melakukan penampilan
di dunia panggung, pada tahun 2004, Jamaica Café memproduksi sendiri album
perdananya yang bertitel “Musik Mulut”. Album ini merupakan sebuah karya baru
di blantika musik Indonesia yang diproduksi tanpa menggunakan alat musik sama
sekali, selain hanya mengandalkan suara-suara dari mulut. Dan ini dibuktikan
dengan diperolehnya penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI), dengan kategori
“Pemrakarsa Album Rekaman Tanpa Alat Musik” (Musik Mulut) Pertama Di Indonesia”.
Vakum
dari industri musik rekaman Indonesia selama 8 tahun, akhirnya pada Desember
2012 Jamaica Café merilis album kedua yg diberi judul TWENTY ONE, bermaterikan 9 lagu. Judul TWENTY ONE sendiri merujuk pada usia Jamaica Café yang sudah
menginjak 21 tahun.
21 tahun
malang melintang di dunia panggung hiburan tidak menyurutkan semangat dari para
personil Jamaica Café untuk tetap mengusung genre musik acappella, di tengah
hiruk pikuk industri panggung & rekaman Indonesia yang banyak dipengaruhi
unsur pop melayu, K-Pop, boy band, yang secara industri lebih komersil.
Sedikit
berbeda dari album pertama, album ini lebih menonjolkan sisi lembut dari para
personilnya. Album ini lebih bermuatan cinta.
Pada lagu
MENANTIMU, Anton salah satu pendiri Jamaica Café, bercerita tentang bagaimana
dia tidak bisa melupakan kekasih hatinya yang bekerja di luar negeri. Michael,
bercerita tentang kegalauan dan sang mantan yang selalu berbekas dalam
kehidupannya, pada lagu KISAH BERAKHIR & PUTUS SAJA. Iko, melalui karyanya
berjudul KARENA DIA menceritakan tentang rasa syukur kepada Tuhan karena telah
mempertemukan tambatan hatinya.
Pada
album ini juga Jamaica Café mengajak Carlo Saba, salah satu personil grup
KAHITNA, untuk berpartisipasi menyumbangkan sebuah lagu ciptaannya yang
berjudul PERMAISURIKU. Khusus untuk lagu HIJAUKAN BUMIKU, di lagu ini tetap
bercerita tentang cinta. tetapi bukan cerita cinta sesama manusia, melainkan
kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
Oleh
karena listrik yang digunakan dalam proses rekaman album TWENTY ONE ini lebih sedikit (hanya
rekaman vocal) dan material kemasan CD yang tidak menggunakan bahan plastik
( degradable ) Jamaica Café berani menyatakan bahwa album ini adalah album ramah
lingkungan.
Untuk
detail info tentang Jamaica Cafe, silahkan cek link :
Manager
of Jamaica Cafe : Henry A. Bangun ( @henrybangun )
Youtube Channel :
Jamaica
Café Video Klip album Musik Mulut, Hari Yang Indah & Terajana
Jamaica
Café Live at @america
Kontak :
Anugerah Sartika D. ( @ughatattoo )
Media Representative Officer ( Radio )
PT. Lockermedia Creativa
Jln. KPBD A7 Sukabumi Selatan Kebon Jeruk
Jakarta Barat
Tlp / Fax 021 - 5481632
08194154821 / 22c11ed6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar