Minggu, 12 Juni 2011

HIMstage : Hidup hanya sekali ( Garasi )


JAKARTA - Mimpi buruk semua band di seluruh dunia adalah ditinggal orang terdepan mereka. Garasi mengalami ini di tahun 2009, ketika Ayu Ratna , gitaris, vokalis sekaligus salah seorang pencipta lagu mereka mundur dari band demi bersolo karir di negeri Sakura. Bisa jadi ini kiamat bagi band-band lain, namun bagi dua personel Garasi yang tersisa, aktor Fedi Nuril (gitar, keyboards) dan Aries Budiman (drums) ini hanya sebuah tantangan sekaligus harapan baru bagi eksistensi musikal Garasi berikutnya di tanah air.

Pantang menyerah mereka gelar kemudian audisi tertutup yang sangat melelahkan dan sempat dihadiri sekitar 200 kandidat guna menjaring vokalis baru. Uniknya, yang terpilih dan terbaik justru bukan datang dari proses audisi. Vokalis terpilih kali ini adalah seorang frontman, bukan frontwoman seperti sebelumnya.

Higin, 27 tahun, awalnya penggemar Garasi, rekan musikal Aries Budiman asal Sukabumi yang memiliki gaya vokal androgyny (maskulin dan feminin) dan piawai mencipta lagu. Ia adalah senjata baru Garasi sekaligus jembatan penghubung antara fans lama dengan fans baru mereka nantinya.

“Apa yang kami cari selama ini ada di Higin dalam satu paket, mulai dari keunikan vokalnya, chemistry dan kemampuannya menulis lagu,” jelas Fedi Nuril tentang frontman terbaru Garasi tersebut.

Higin sendiri merespon aspirasi rekan sebandnya dengan sebuah harapan.
“Saya menjanjikan level baru bagi Garasi. Agar tidak segmented, saya ingin membawa Garasi ke sebuah level dimana idealisme dan kehendak orang banyak dapat dijembatani, bukan hal mudah namun saya yakin pasti tercapai,” urainya penuh percaya diri.

Pembaruan lainnya, jika dulu Garasi dikenal sebagai trio kini mereka sepakat menjadi kuartet dengan mengangkat Wembri, 29 tahun, sebagai pemain bass sekaligus pencipta lagu. Ia bukan orang baru lagi bagi Garasi, selain ikut rekaman sejak album Garasi II, Wembri juga tampil di berbagai konser Garasi formasi terdahulu.

Hebatnya lagi, Fedi Nuril dan Aries Budiman memberi kepercayaan yang sangat  besar kepada dua orang personel baru (Higin dan Wembri) ini untuk memimpin arah musikal Garasi yang lebih segar dan menjanjikan. Kondisi yang sangat jarang ditemukan di band-band lain manapun tentunya, dimana lebih dari 90% materi Garasi III diciptakan oleh penghuni baru Garasi.

Single pertama dari album terbaru Garasi III yang berjudul “Hidup Hanya Sekali” diciptakan oleh Wembri dan rekannya di band terdahulu, Dimas. Sebuah nomor power ballad yang digaransi akan menjadi candu baru berikutnya bagi para pendengar musik Garasi. Sebuah soundtrack penebar optimisme paling mutakhir bagi mereka yang  memandang berakhirnya hubungan romantika adalah akhir dari dunia dan segalanya.

Simak sepenggal lirik dari chorus “Hidup Hanya Sekali” berikut ini:
“Hidup hanya sekali / jangan biarkan menunggu / waktu takkan kembali, biarkan saja berlalu…
Secercah harapan kan selalu menemani langkahmu /Janganlah kau diam / terus berjalan…”

Sementara beberapa track lain dari Garasi III jika disimak saksama juga sangat segar dan penuh dinamika. “Amarah,” “Disini Ku Menanti,” “Lupakan Aku,” “Membiru,” “Hilang Antartika (medley),” dan “Sunshine.” Perkembangan musikal yang mengalami evolusi dari sebuah band yang kerap diasosiasikan kelam, gothic dan rock elektronis menjadi lebih pop rock, terang, organic dan optimistis.

Perkembangan citra visual Garasi kali ini bahkan mereka selaraskan pula dengan perkembangan musik mereka sekarang. Seakan menjaga jarak dengan masa lalu, Garasi kini tampil bergaya urban, lebih berwarna dan dewasa.

Seluruh rangkaian perkembangan terbaru Garasi ini juga didukung sepenuhnya oleh produser eksekutif sekaligus founding mother, Mira Lesmana, yang di akhir 2005 membidani lahirnya band ini melalui sebuah film musik dengan judul yang sama, Garasi.

Dengan terlahirnya Garasi yang sama sekali baru ini, aktor film blockbuster seperti Fedi Nuril bahkan dengan tegas menancapkan komitmen baru atas pilihan profesinya ke depan.

“Saya lebih suka musik daripada film. Itu bukan sesuatu yang saya cita-citakan. Passion saya lebih besar di musik. Dengan ini saya akan lebih fokus di musik, bahkan jika tidak harus syuting film sekalipun,” tegas Fedi.

Terlepas apakah itu merupakan sinyal pamitnya Fedi dari layar lebar, yang pasti Garasi kini tengah berada dalam kondisi menyerang terbaik mereka.

“Jika tidak serius kami tidak akan merilis tiga album dan mengaudisi ratusan vokalis. Jiwa bermusik kami nyata, tidak palsu, dan kali ini kami tidak sedang bermain film,” pungkas Fedi mantap. 


Yanto Sutardji
Trinity Optima Production
Jl. Hayam Wuruk 58
Jakarta 11160

Tidak ada komentar:

Posting Komentar