Sabtu, 02 April 2011

HIMstage : Takkan berakhir ( Di-Da )

Konsep duo dalam bermusik menjadi pilihan dua pemuda ini. Adalah Rendy (vokal, gitar) dan Iddo (bass, vokal.) yang menjadi sosok sentral proyek dua sahabat yang melebur dengan nama Di-Da. Nama Di-Da yang mereka pilih, bermakna sebuah senandung untuk menghadirkan kesenangan bagi penikmat musik. “Kadang kalo kita nggak tahu lagu, kita hanya bersenandung da..da..da..di..di..da.. atau na…na..na…na kan? Senandung ini biasanya bisa bikin hati kita senang. Nah, nama itu pun makna yang nggak jauh berbeda dengan itu. Maksudnya adalah Di-Da itu senandung untuk berbagi kesenangan. Makanya proyek ini kita kasih nama Di-Da,” jelas Rendy.

Lagu berjudul “Tak Kan Berakhir” pun menjadi sebuah karya perdana mereka yang dirilis oleh Universal Music Indonesia di bulan Februari 2011. Keberadaan mereka sebagai lelaki pun terdengar kental dalam lagunya yang lebih memilih lirik bersudut pandang lelaki. Sikap cuek dan tegas tercermin juga dalam lagu yang satu ini. “Lagu ini lebih mengangkat kepada sifat cowok yang santai dan cuek dalam menanggapi masalah cinta. Meski ditinggal cewek atau patah hati istilahnya, itu bukan akhir segalanya. Intinya sih jadi cowok nggak usah cengeng lah. Masih banyak hal menarik yang bisa dilakukan,” terang Iddo.

Lagu Tak Kan Berakhir ini menghadirkan struktur musik pop yang cukup dominan. Aransemennya easy listening dan catchy. Bisa membuat penikmatnya bernyanyi bersama. Jika dicermati, karya mereka ini terdengar segar dengan paduan pop, rock, country hingga blues. “Banyak referensinya sih. Tapi kami sisipi ornament blues didalamnya,” ujar Iddo, yang juga pengagum Hanson, Taylor Swift dan John Mayer. Kemampuan Rendy memainkan alat musik unik seperti Dobro/Resonator dan Mandolin juga memperkaya permainan mereka. Iddo juga tidak kalah dengan kemampuan teknisnya yang cukup paham dengan proses rekaman.

Sedikit sejarah perjalanan musik Di-Da, Mereka sempat bikin proyek band bersama di Surabaya. Namun juga sempat terpisah karena hadirnya beberapa proyek idealis. Dan ketika pertemuan ini kembali “berjodoh”, mereka pun sepakat untuk meruncingkan visi dan misinya dalam bermusik. “Sekitar 5 tahun kita nggak ketemu lagi. Kangen bikin proyek musik, akhirnya kita sepakat buat proyek ini dengan konsep duo namun musiknya lengkap seperti full band” kata Rendy.

Rencananya, proyek ini bukan sekedar muncul sebagai single saja. Saat ini perampungan album masih berjalan. Dan kemungkian dalam waktu dekat, paket album yang dikerjakan bersama sejumlah musisi ini bakal rampung. “Kami sudah nggak sabar memberikan kesenangan buat penikmat musik. Semoga aja, dengan hadirnya single ini dan juga Di-Da, bisa memberikan hiburan terhadap musik-musik yang menyegarkan,” tutup Iddo. 

Album Dida yang diberi judul “Duography” menunjukkan di album ini adalah gabungan dua diary dari mereka yang bisa disebut biografi. Lirik-lirik di dalam 11 track lagu mereka menggambarkan ‘curhatan’ dari mereka berdua. Album mereka dibantu oleh Dondy Sudjono sebagai Executive Producer dan Irv Nat sebagai co-producer sekaligus vocal director yang sudah membantu banyak album dari musisi Indonesia. Dibantu juga oleh Andi Jibron sebagai produser dan music director, sound engineer di album ini dibuat oleh Sadat Effendy, Oni Sa’Unine di string, dan Fiona di backing vocal. Produksi album ini dikerjakan di studio Artsound, Brotherland dan BackBeat.  Selain “Takkan Berakhir” ada juga single yang seru di album “Duography” ini seperti “Tak Ingin”, “Tenanglah Kawan”, “Cinta Gantung”, dan “Apa Maumu?”. Sebutan fans Di-Da adalah Di-Dadaku, sebutan itu menunjukkan kalau lagu-lagu Di-Da akan selalu melekat di dada semua fans nya.


Informasi lebih lanjut silakan hubungi PT. Universal Music Indonesia dengan
Phone: 021-5734566 / Fax: 021-5705280

Tidak ada komentar:

Posting Komentar